Terus terang sama seperti yang lain sayapun “alergi” dengan statistika
padahal ilmu ini dapat nyata diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apalagi
kalo kamu mahasiswa menyusun tugas akhir pasti berguna deh ilmu ini.
Jadi buang
dulu alergimu jauh-jauh mari pelajari bersama tenang saja! penjelasan statistika
versi ini diusahakan ringkas deh.
APA ITU STATISTIKA?
Sebelumnya harus dijelaskan terlbih dahulu bahwa Statistik
dan Statistika mempunya pengertian yang berbeda.
Statistik adalah kumpulan data dari sampel, bilangan maupun
non bilangan yang disusun dalam table dan atau diagram yang melukiskan suatu
persoalan. Persoalan yang dilukiskan berupa rata-rata, varians atau standart
deviasi. Bila data yang diambil berasal dari populasi maka tidak lagi disebut
dengan statistik, melainkan parameter.
sedangkan..
Statistika adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau
penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan
penganalisaan yang dilakukan.
Ngomong sederhananya statistik itu adalah karakteristik dari
data contoh ; rata-rata nilai ujian mahasiswa.. sedangkan statistika metode
(sebuah cara) untuk menggunakan data. ( tolong koreksi kalo kesimpulan saya
salah, komentar saja di bawah ).
Mengikuti refrensi-refrensi yang ada di jagat internet
pembahasan statistika dimulai dari penjelasan mengenai jensi statistika yaitu
1.
Statistika Deskriptif
Metoda untuk mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menganalisa suatu gugus Data sehingga memberikan informasi yang
berguna.
2.
Statistika Inferensial
Metoda untuk membuat kesimpulan
(generalisasi) atau estimasi mengenai keseluruhan gugus data induk (populasi)
yang diperoleh berdasarkan data sampel.
VARIABEL PENELITIAN DAN SKALA PENGUKURAN
Objek pengamatan dalam penelitian dapat berupa benda,
manusia atau peristiwa. Namun untuk manusia dalam penelitian psikologi tidak
umum disebut sebagai objek penelitian melainkan subjek yang diteliti. Fokus
atau pilihan yang akan diteliti dari objek/kasus yang nilainya berbeda antara
objek/kasus dalam kelompok disebut sebagai variabel contoh : jenis kelamin,
tinggi badan.
Variabel adalah dimensi/karakter dari objek pengamatan yang
nilainya bervariasi antara objek yang diamati/diukur dalam kelompok.
Hasil pengamatan terhadap objek penelitian dapat
diklasifikasi atas :
1.
Variabel Kualitatif
Data yang tidak dinyatakan dalam angka (
Bukan Numerik ).
2.
Variabel Kuantitatif
Data yang dinyatakan dalam angka ( Numerik
)
Variabel ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu :
1.
Variabel Diskrit
yang dinyatakan dalam sebuah angka bulat seperti jumlah anak dalam
keluarga
2.
Variabel Kontinyu
yang dinyatakan dalam rentang angka tertentu seperti skor self-esteem (
mengukur kepercayaan diri biasanya pada bimbingan konseling ).
Walaupun prosedur pengukuran mempunyai banyak cara berbeda,
pengukuran bisa diklasifikasikan
berdasarkan skala pengukurannya yaitu :
1.
SKALA NOMINAL
Sifat skala yang dimiliki hanya kategori
saja.
contoh : klasifikasi orang berdasarkan
favorit warnanya, tidak ada artinya
menilai warna hijau lebih baik dari warna merah. Yang bisa kita lakukan
hanya menghitung banyaknya orang yang memilih favorit warna hijau atau merah.
2.
SKALA ORDINAL
Memiliki 2 Sifat skala yaitu kategori dan urutan
contoh : klasifikasi orang berdasarkan
tingkatan jabatan di dalam suatu perusahaan.
supervisor dibawah manajer, manajer dibawah
kepala divisi, kepala divisi dibawah direktur, Kemudian setiap jabatan diberikan
nilai 1 sampai dengan 4 sesuai urutan lalu Operasi matematika yang dilakukan
hanya mengurutkan nilai 1 sampai 4 ( 1 lebih kecil dari 2 ; 3 lebih besar dari
1 ). Misalkan jika nilai 1 ditambah
dengan 3 hal ini tidak akan berarti apa-apa.
3.
SKALA INTERVAL
Memiliki 3 sifat skala yaitu kategori,
urutan dan jarak atau perbedaan.
contoh : klasifikasi orang berdasarkan
hasil test IQ nya jika mean dari hasil penelitian pada angka 100 lalu A
mendapatkan hasil 84, B mendapatkan hasil 116 bisa ditarik kesimpulan bahwa A
mempunyai nilai IQ di bawah mean
sebanyak 16 dan B mempunyai nilai IQ di atas mean sebanyak 16. Misalkan A
mendapatkan hasil 70 dan B 140, Tidak bisa
ditarik kesimpulan bahwa B mempunyai IQ 2 kali lipat B karena tidak ada
nilai 0 ( baca Nol ) yang disepakati untuk pengukuran IQ dengan kata lain
operasi matematika yang berlaku hanya tambah dan kurang
4.
SKALA RASIO
Memiliki semua yang sudah disebutkan diatas
ditambah dengan sifat nol mutlak.
contoh : Hasil penjualan mobil diantara 3
orang sales A = 4 unit, B = 8 unit dan C =16 unit, Sales B menjual 2 kali lipat
A ( 8 dibagi 2 ) kemudian C menjual 4 kali lipat A ( 16 dibagi 4 ). Rasio bisa
didapatkan karena data memiliki nilai nol mutlak/tetap.
refrensi https://azizluthfikafrawi.wordpress.com/
bersambung ke standar distribusi