Tentu saja tidak ketinggalan si Otong pelajar SMP kota Jakarta ikut tertular demam basket jadilah selain belajar pelajaran sekolah, banyak waktu dihabiskan oleh si Otong bermain basket.
Tidak puas dengan bermain di sekolahnya si Otong memutuskan untuk menjadi member klub basket dekat rumah. Klub ini cukup punya reputasi di kota Jakarta.
Di klub ini ada 4 tingkatan bagi membernya yaitu Pemula, Tunas, Junior, dan Senior. Kenaikan tingkat diputuskan oleh pelatih. Pelatih ini termasuk senior dan disegani di dunia basket Indonesia.
Sang pelatih punya cara sendiri menentukan pemain inti. Begini caranya : member pemula dilarang bermain 5 on 5. Menu latihan member pemula diisi latihan fisik. Waktu latihan yang dari jam 7 malam hingga jam 9 malam seperti neraka layaknya. lari keliling lapangan puluhan kali, lari kodok, lari kepiting, push up, scoth jump dll. Hari pertama yang diisi oleh 40+ member tersisa separuh pada minggu berikutnya.
Kemudian pada minggu ke 5 pelatih tidak ada di tempat. Si Otong dan beberapa member tetap melakukan menu latihan yang sudah dijadwalkan sedangkan teman-temannya yang lain bermain 5 on 5.
Latihan tanpa pengawasan ini berlanjut hingga akhir minggu ke-6 pelatih muncul dan mengumumkan 6 nama member pemula termasuk si Otong yang naik tingkat ke tunas dan masuk ke dalam tim.
Lalu sang Pelatih meminta si Otong dan semua member pemula berdiskusi mencari kesimpulan mengapa 6 orang ini yang terpilih.
Selama diskusi berlangsung Sang Pelatih mendengarkan tanpa ikut dalam pembicaraan.
" Disiplin ! " ujar 1 anak
" Berlatih sendiri tanpa perlu diawasi...! " ujar anak berikutnya
" Patuh.. ! " ucap anak setelahnya
" Mampu bekerja sama .. ! " ........
" Kerja keras ! " ......
" Mandiri ! " ....
......
........
Dalam hati Sang Pelatih bersorak sorai gembira mendengarkan setiap kata-kata mereka.
" Aku menang oh bukan, Kami menang !! " ujar Sang Pelatih dalam hati
Selama diskusi berlangsung Sang Pelatih mendengarkan tanpa ikut dalam pembicaraan.
" Disiplin ! " ujar 1 anak
" Berlatih sendiri tanpa perlu diawasi...! " ujar anak berikutnya
" Patuh.. ! " ucap anak setelahnya
" Mampu bekerja sama .. ! " ........
" Kerja keras ! " ......
" Mandiri ! " ....
......
........
Dalam hati Sang Pelatih bersorak sorai gembira mendengarkan setiap kata-kata mereka.
" Aku menang oh bukan, Kami menang !! " ujar Sang Pelatih dalam hati
No comments:
Post a Comment